Google

Kamis, 03 April 2008

Modikasi Ekstrim, Antara Elegan, Sport, dan Show Car


Prestasi tak bisa dilihat hanya dari segi kemampuan akademis. Tapi juga bisa ditunjukkan lewat modifikasi mobil. Prinsip inilah yang diterapkan Budi Mardinata, 18. Cowok asal SMA Petra 1 Surabaya ini tak hanya pintar di bidang sekolah, tapi juga sangat mahir merombak mobil. Mitsubishi Evo VIII tipe MR ini buktinya.

"Evo dikenal memakai mesin yang kencang. Apalagi yang tipe MR, selain kencang, seluruh bagian bodi terbuat dari aluminium," jelas Budi. Urusan modifikasi, Budi memercayakan penggarapan pada DS Auto Garage. Mobil pun dirombak dengan satu syarat. "Ekstrem, namun nggak boleh merombak aslinya," papar Budi

Oleh Danny, pemilik bengkel, Evo Budi dirombak bergaya japanese street racing. "Untuk aliran ini, aku tidak perlu merombak secara ekstrem. Selain itu, temanya cocok dengan mesin Evo VIII yang berkapasitas 2.000 cc," jelas Danny.

Seluruh bodi dilapisi stiker motif tribal yang terdiri warna merah dan abu-abu. Untuk bodi, Denny menambahkan body kit VeilSide. "Nggak perlu inden dan pesan, aku dapat ketika jalan-jalan di luar negeri," jelas Denny. Agar tampak lebih garang, mobil Budi dilapisi berbagai emblem HKS dan penambahan wing di buritan.

Pada kaki-kaki, Budi memasang velg emas palang lima. Agar tampak lebih ceper, per asli diganti custom. "Bodi jadi tampak mepet tanah," jelas Budi.

Nuansa racing juga ditunjukkan dengan rombakan di interior. Jok, shift knob, dan pedal set ditukar merek balap. Untuk penunjuk kecepatan, Budi memasang champ mesin HKS yang berfungsi mengganti speedometer manual dengan tipe elektrik. Tarikan gas, oil meter, volt meter dan RPM ditunjukkan melalui layar monitor ukuran 7,5 inci yang terintegrasi dengan head unit.

"Performa mesin bisa terpantau melalui layar. Selain itu, sistem eletrik ini juga sanggup mengkalkulasi kecepatan mesin. Contohnya, saat aku pengin lari 200 km/jam, sistem ini bisa menghitung berapa RPM dan injakan pedal yang dibutuhkan," papar anggota kelab Option, Surabaya ini.

Beralih ke pemanja telinga. Untuk hasil maksimal, Budi merelakan sebagian interior belakang sebagai markas perangkat audio. Total empat subwoofer ukuran 12 inci dan dua amplifier dipasangkan di sana. Di tengah-tengahnya, dipasang tabung NOS. "Untuk menambah performa kecepatan, NOS langsung tersambungkan ke mesin," ujarnya.

Perangkat audio juga meluber ke bagasi. Di tempat ini, terdapat amplifier yang terbuat emas 18 karat! Desain power mengambil gambar rancangan manuskrip DaVinci Code. Di sampingnya, ada dua capasitor bank. "Harga amplifier saja lebih dari Rp10 juta," jelasnya.

Melongok ke mesin, Budi tidak menambahkan piranti penambah tenaga. Performa kapasitas mesin Evo VIII sanggup membuat tarikan mesin kencang. Apalagi dengan tambahan NOS. "Sekali pedal diinjak, mobilnya langsung lari kencang," pungkas peraih gelar Best Racing Look pada kontes modifikasi di Surabaya bulan lalu ini.

Tidak ada komentar: